Selasa, 15 Januari 2013

puisi narkotika



NARKOTIKA
Dia zat atau obat
Tanaman atau bukan
Sintetis mau pun semi sintetis
Membuat kita hilang sadar  juga hilang rasa
Dia penyakit juga obat
Dia menyerang saraf otak
Tapi dia dicari-cari
Baik miskin maupun kaya
Pejabat mau pun pemulung
Artis atupun model
Juga para polisi
Ada yang digunakan
Ada hanya untuk mengamankan
Dia……..dia…….dia…..
Dialah narkotika
Membuat pemakainya menjadi gila
Membuat pemakainya masuk penjara
Membuat pemakainya miskin harta
Membuat pemakainya mati sia-sia
Dialah narkotika
Jauhi dia musnahkan dia
Wahai generasi muda
Tonggak pusat dunia

Jumat, 01 Juni 2012

PUISII


SERPIHAN HATI

DI SUDUT MALAM YG PENUH KELELAPAN
KU TERSADAR BAHWA AKU TERTIDUR DI ATAS RANJANG
YG KU PUN TAK TAU ITU MILIK SIAPA
TERKAGUM KU ATAS APA YG KU LIHAT
TERNYATA KU BERADA DI SURGA KE DAMAIAN
 KU TERSADAR DARI KELELAPANKU
TERNYATA KU BERADA DI ISTANAH KEGELISAHAN
YG MEMBUAT AKU HANYA DIJADIKN SEBAGAI BONEKA PERMAINAN
TERJATUH AIR DI PIPIKU
MENYESALI KEINGINANKU
YG MEMBUAT AKU HARUS BERADA DI ISTANAH
YG PENUH KETERGANTUNGANKU TERHADAP ORANG
YG JELAS JELAS MEMBUATKU MENETESKAN AIR DI PIPIKU
TERPIKIR KU ATAS APA YG TLAH KU LAKUKAN
TERHADAP SESUATU SEHINGGA AKU MENDAPAT KETERGANTUNGAN
ATAS APA YG TLAHKU LAKUKAN
APAKAH INI YG DI NAMAKAN HIDUP
OH TUHAN LEPASKAN AKU
DARI RANJAU KEHIDUPANMU
Yang pastinya tak kekal ini

                                                                                                                        
SURGA  ILMU”

CERAHNYA MENTARI PAGI
MENYINARI SURGA ILMUKU....
BURUNG YG BERKICAU...
BUNGA YG MEKAR....
MEMBERI KEINDAHAN DI SURGA ILMUKU...
GURU GURUKU SETIA MENJADI MALAKAT DI SURGA ILMU
DAN AKU SETIA MENJADI PENGIKUT DI SURGA ILMU
BANGUNAN PUTIH MENJADI PELENGKAP SURGA ILMU
HEMBUSAN ANGIN MELEPASKAN KELELAHANKU......
BANGUNAN PUTIH BERDIRI KOKOH MELINDUNGIKU…..
MALAIKAT MALAIKAT YG SLALU SETIA DAN SABAR
UNTUK MEMBERI ILMU KEPADA PENGIKUTNYA
SETIAP KU PANDANG SURGA ILMU
ADA RASA DIMANAKU MERASA BANGGA
AKAN KEBERADAAANKU DI SURGA INI
SURGA ILMU.......
TETAPLAH MENJADI SURGA PARA PENGIKUTMU
SURGA ILMU.......
TETAPLAH MENJADI TEMPAT DIMANA KAMI MENUNTUT ILMU
SURGA ILMU.......
TETAPLAH BERDIRI KOKOH UNTUK MELNDUNGI MALAIKAT2KU


bahkan langit pun slalu mengiringimu
sekolah menjunjung tinggi namamu
teman-teman memuja-muji dirimu
serta jajaran tata surya pun selalu mengikuti orbitmu
hanya aku yang berani memerangimu
yang takkan pernah mau sekutu denganmu
yang takkan pernah membiarkan hati ini
meluluh hanya karna kau menangisiku
kau terlalu pintar untuk menjadi temanku
benar yg kau katakan
tak perlu pestisida hanya untuk
menghilangkan rumput pengganggu
 namun hanya cukup tangan
 yang mencabut dari tanah,
dan tak perlu racun tuk membunuh tikus
 cukup hanya dengan memberi jebakan
maafkan aku

tika handayani rambey


Siulan angin membisik di telingaku
Saat kau katakan ku teman baikmu
Air mengalir sejenak berhenti di mataku
Hinggaku tak sadar disekelilingku
Bagaikan aku menyatu dengan langit biru
Teduh-teduh di bahanamu
Namun itu hanya masa lalu
Ku biarkan kau berlalu
Tersimpan di kunci waktu
Bagaikan angin meniup debu
Yang hilang kerena hembusan nafas dari duniaku


Tika handayani rambey





Rasa iri dan dengki seakan menggrogoti keegoisan
Hingga setitik darah tak dapat mengalir ke sluruh tubuh
Detakan jantung seakan redup dari getaran
Menuju pintu kehidupan yang penuh kebohongan
Sehingga siulan angin tak dapat bertiup memberi kesejukan
Hanya ada untaian ranting menjulur menggapai bumi
Dimanakah letak kegelisahan yang dapat menghantam amarah
Dimanakah deburan hati yang dapat mengikis tebing
Hingga ku tau dimana letak intan berhias berlian
Dan melihat sejuta cahaya
Yang takkan pernah redup tertutup pelupuk mata
Hingga ku yakin akan ketulusannya
Dan dapat membawa hatiku yang pergi entah kemana
Apakah salah jika aku memiliki sifat yang tak biasa
Hingga awan ikut merasa bersalah Menjatuhkan butiran H2O
Atau aku mengalami P di setiap apa yang ku kerjakan
Atau aku seperti NACL yang selalu asin Dan tak dapat memberi senyuman
Mungkin juga aku seperti GLUKOSA Yang memberi zat pemanis
Hingga memberi tawa di sejuta kehidupan
Serta apa yang harus ku lakukan
Hingga aku tak melampaui NILAI & NORMA
Dan dapat BERSOSIALISASI dengan baik
Aku tau bahwa aku juga bukan HISTORIOGRAFI
Yang dapat mengenang sejarah
Jadi aku ini apa
Apa itu keegoisan yang merasuki diriku
Seperti indahnya MAWAR yang dapat memberi LUKA
Wanginya KRISAI hingga aku LUPA akan kehidupan
Sering aku menggunakan RAGAM BAHASA tuk menutup kebohongan
Hingga menjadi suatu TEKS NARATIVE
Lengkap akan STRUCTUR GENERIC nya
Dan tak dapat menghitung KECEPATAN RATA-RATA
Dan GERAK LURUS BERATURAN
Aku hanya terikat dengan UUDS (undang-undang diri sendiri)
Dan tak dapat men SAVE dan men SEARCH document hitamku
Serta apa aku disini
Apa aku tak dapat membuat GRAFIK SUPPLY & DEMAND
Hingga mendapat titik EQUILIBRIUM pada diri ku ini
Seperti adanya aku hanya manusia yang tak berlatih
Hingga tak menemukan tangga nada kehidupan
Yang dapat membunyikan biola kebaikan
Hmm mungkin aku hanya anak sd
yang tak tau penjumlahan, pengurangan, atau aku anak yang tak mengerti
Bahwa gerak bumi selalu menyertai kehidupan
Seperti adanya nilai pluz dan null
Yang mengejar jejak langkah ku berjalan.



Badai menghalangi keinginan
Gemuruh menghilangkan keberanian
Kerikil menghentikan langkah perjalanan
Kelabu menutup pandangan
Kupegang setitik kehidupan
Untukku berpegang pendirian
Terdengar gemercik kesejukan
Didalam hati kerinduan
Semua seakan sirna dari perasaan
Saat kau datang menjabat tangan
Menunjukkan sejuta kehidupan
Memberikan keberanian
Untuku yang tak pernah punya perasaan
Kaulah yang kubanggakan
Tika handayani rambey



MAAFMU

Entah sudah berapa kali kami melukaimu
Entah sudah berapa kali kami mencemoohmu
Perih hatimu tak terhingg lagi
Bagaikan luka terkena garam
Beribu kata nasehat yang kau utarakan
Hanya untuk membuat kami maju
Tak ada satu pun yang tersimpan
Semua keluar seperti air yang mengalir
Hukuman demi hukuman yang kau berikan
Sebenarnya hanya untuk membuat kami sadar
Tapi kami menganggap hukuman itu
Adalah sekelumit kejengkelanmu akan kami
Kebencian dihati sering tersirat
Saat sistem pilih kasih kau jalankan
Sejujurnya sistem itu kau buat
Untuk memancing motivasi kami
Kesalah pahaman kau dan kami
Sering berakhir saat kami akan pergi
Tangis pilu penuh haru
Baru menyadari bahwa kau sangat berarti
GURU
Maaf telah melukaimu
Tetaplah menjadi pengajar di sekolahku
Tika handayani rambey


MENCARI JATI DIRI

Cuaca tak pernah semendung ini
Hari tak pernah sesunyi ini
Dan hati tak pernah segelisah ini
Apa yang terjadi seakan-akan tak ada yang mengerti
Ku tatap ke langit yang tinggi
Tak pernah segelap ini
Gemuruh dan halilintar tak pernah sesedih dan semarah ini
Apa sebenarnya yang terjadi
Kubertanya dan trus bertanya
Seolah alam tak bisa berkompromi
Hari ini tal seperti biasanya
Sluruh manusia hanya bisa berdiam diri
Tak ada satu pun yang berusaha
Tak ada satu pun yang berubah
Mereka hanya bisa diam dan diam
Bencana apa yang kau berikan kepada kami
Bangunkan kami dari mimipi buruk ini
Bangkitkan jati diri kami yang sesungguhnya
Kami ingin berubah
Kami ingin berusaha
Kami ingin bangkit menjadi orang yang berguna


Lambaian terakhirku disurga ilmu

detik-detik terakhirku disurga ilmu
membawa rasa yang tak kumengerti
menghiasi relung hati
akan indahnya kenangan suci
terik matahari siang
membasuh wajah dengan sinar
melimpah peluh dalam tangan
berlindung diri dibawah bangunan
seperti angin yang menyapu rerumputan
suara gemercik yang mendarat di telinga
mungkin tak kan kudengar lagi
serta malaikat-malaikat yang tampan dan cantik
yang selalu hilir mudik
dari bangunan yang terlihat kokoh
tak kan ku lihat lagi
suasana yang mencekam tapi tidak berbahaya
itulah surga ilmuku
surga dimana aku dan temanku menuntut ilmu
tak sanggupku melepas lambaian
meski pun lambaian pertama dan terakhir
surga ilmu kelak aku akan merindukanmu
jangan takut aku akan kembali
tetaplah melahirkan bibit-bibit terunggulmu

CERPENKUH



Kau di hatiku cinta pertamaku meski tak jadi kekasihku
Bahkan Selamanya Tak Pernah jadi Kekasihku



            Saat itu aku pertama masuk kuliah ya aku menggambil jurusan ekonomi, pagi itu begitu cerah ya tepatnya sangat cerah, aku dan temanku berjalan mengelilingi koridor kampus dan menjalani ospek.

tak terasa sudah 6 bulan aku kuliah di universitas ini. Pagi itu aku berjalan seorang diri ingin masuk ke kelas, tak biasanya aku melewati kelas jurusan hukum sementara pagi ini aku melewatinya karna terpaksa karna hanya itu jalan satu-satunya membuat aku lebih cepat sampai diruangan kelasku, segerombolan laki-laki berjalan di hadapanku  ya tepat di hadapanku itu pasti anak hukum fikirku namun aku tertegun melihat salah seorang dari mereka ya dia adalah irsal, dia adalah lelaki yang aku sukai dan aku cintai sewaktu di sma, ternyata anak itu mengambil jurusan hukum fikirku, hati ini sebenarnya ingin menyapanya namun entah mengapa bibir ini tak dapat terbuka dan hanya dapat memandangnya ya allah dia tersenyum apakah senyum itu untukku, bisikku dalam hati, setelah ia belalu aku baru dapat melangkahkan kakiku dan jelas saja kejadian yang memalukan menimpaku hari ini, aku di hukum oleh dosen karna terlambat 2 menit, kau tau apa hukumannya, ya hukumannya adalah berdiri didepan pintu kelas dan disuruh berteriak

“aku tak akan terlambat lagi, aku anak ekonomi yang ceroboh” itulah ucapan yang harus kukumandangkan pagi ini, sekarang kau tau kan mengapa aku mengambil jalan pintas tadi pagi yaitu jalan dari depan ruang kelas anak hukum ya semua itu karna dosen killer itu, tapi dibandingkan rasa malu itu aku lebih senang karna akhirnya bertemu dengan dirinya lagi walaupun tidak dalam satu kondisi jurusan yang sama.

            Tak terasa sudah 1 minggu setelah kejadian itu, kau tau aku setiap pagi selalu jalan dari lorong kelas hukum jelas saja karna ingin melihatnya, melihat senyumnya yah semuanyalah. Hal itu membuat teman satu jurusanku bertanya-tanya dan salah satu dari temanku mengatakan padaku

“tak biasanya kau lewat dari lorong jurusan hukum, tapi kami perhatikan 1 minggu ini kau selalu lewat dari situ, sebenarnya ada apa denganmu ayolah teman katakana pada kami jangan buat kami khawatir”

“tidak ada apa-apa pada diriku tenanglah aku lewat situ karna jalan itu yang paling dekat menuju ke jurusan kita ini” ucapku menutupi kegugupanku

“yah, kau masih berbohong pada kami, siapa laki-laki yang sering kau perhatikan saat jalan di depan jurusan hukum itu hah” ucap temanku yang lain yang membuat aku terperanjat

“baiklah, aku katakana, sebenarnya ada seorang lelaki yang pernah aku sukai di jurusan itu, dan satu minggu yang lalu aku bertemu dengannya di depan lorong jurusan itu….”belum selesai ucapanku temanku meyerobotku

“apa kau bilang satu minggu lalu, berarti dia yang membuatmu terlambat masuk, dan sampai dihukum sama dosen killer itu” ucapannya tak dapat ku pungkiri

“ya” jawabku perlahan “ya ampun kenapa tak katakana pada kami teman,” ucap salah satu temaku yang lain

Pembicaraan kami terhenti karna seorang dosen masuk kekelas, 30 menit kemudian si dosen keluar yang menandakan berakhirnya mata kuliahnya, semua temanku menyerbu kekantin, sementara aku masih sibuk dengan soal-soal yang diberi dosenku tadi,

”akhirnya selesai juga” ucapku dan aku berjalan menuju kantin hari ini tak biasanya kantin seramai ini, tapi sebenarnya aku yang memang jarang kekantin makanya bilang hari ini dikantin ramai sekali, aku mengambil menu makananku dan berjalan mencari bangku,

”nadia sini bergabung dengan kami” ya itu adalah suara teman sekelasku,

”nggak dech, aku cari bangku lain aja” aku berusah menolak tapi tiba-tiba sudah ada 2 wnita dan3 pria yang menarik lenganku untuk bergabung dengan mereka, sebenarnya aku tidak terkenal dikampus tapi setidaknya didalam kelas aku mempunyai nama di hati teman-temanku. Saat aku duduk dan mulai ingin menikmati makanan favoritku yaitu mie ayam bakso, tiba-tiba segerombolan anak laki-laki berjalan melalui meja dimana aku dan teman-temanku duduk, dan salah seorang dari mereka adalah orang yang kukenal, mereka dari jurusan hukum, dan yang anehnya ketua kelas jurusanku sebut saja eno memanggil salah seorang dari mereka

”irsal” ucapnya, ku teliti suara itu ya benar dia memanggil irsal, tapi darimana dia mengenal irsal dan segudang pertanyaan menyerbuku tapi kucoba tuk menutupinya, tapi anehnya setelah menyapa irsal mengapa eno malah tersenyum nakal padaku, dan oh tidak irsal lagi-lagi tersenyum melihatku dan berlalu pergi.

”nadia, apakah orang itu yang kau suka” timpal eno memojokkanku dan tentu saja membuatku kaget

”emmmmm, bagai mana kau bisa tau” ucapku yang sedang gugup,

”cieeeee” goda teman-temanku padaku,

”ayolah bang eno katakan padaku, dari mana kau mengetahuinya, dan dari mana kaumengenalnya” ucapku sedikit manja,

”oh aku tau, karna dari tadi kau memperhatikannya, dan aku mengenalnya karna dia aktif dalam organisasi kampus” ucapnya sambil senyum nakal padaku,

”ohhh” ucapku padanya.

Ternyata sudah sebulan aku memperhatikannya, namun dia hanya senyum saja jika melihatku,

”oh ya nadia, nanti kau jadi suporter tim basket kita kan” ucap rere teman satu jurusanku yang menghentikan lamunanku,

”ohh itu, sepertinya nggak bisa dech karna,,,,,,,” belum selesai ucapanku eno menyerobot,

”tenang re dia pasti datang untuk mensuport tapi yang membuat aku bingung dia mensuport kita atau si irsal nak hukuman itu ya” ucap eno yang mengagetkanku dan seketika ku jawab

”dia itu anak hukum bukan anak hukuman tau” ucapku.

Saat mata kuliah habis temanku sibuk berlari ke lapangan basket karna katanya ini pertarungan sengit dan mempertaruhkan harga diri, jelas saja harga diri karna jurusanku tak pernah dapat piala dari salah satu olah raga itu, dan tahun ini kalau jurusan kami kalah habislah riwayatkami dan kami akan dianggap pecundang.

Sebenarnya aku malas menghadirinya, tapi entah mengapa kaki ini berjalan kearah lapangan basket, saat aku tersadar aku udah di dekat lapangan, lalu aku berjalan menuju kelas, keteplak aku hampir terjatuh karna tersandung batu

”ununglah” ucapku dan berbalik melihat orang yang menolongku, mataku membelalak dan hampir saja keluar melihat orang yang menolongku,

”kau ini kenapa bisa seceroboh itu hah, bagaimana tadi kalau aku tidak dibelakangmu, sesekali hargailah hidupmu, dan jangan membuat kelakuan bodoh yang mempermalukanmu” suaranya sedikit tinggi,

”maaf” hanya itu yang dapat ku katakan padanya selain karna gugup aku tak tau lagi mau bilang apa.

”kau tak mau menonton pertandinganku” ucapnya,

”tidak emmm...” belum selesai dia memotongnya

”apa kau tidak mau, uhh kufikir selama ini kau itu, tapi sudahlah” dia berbalik meninggalkanku yang belum selesai berbicara,

Aihhhh bodohnya diriku, ada apa denganmu nadia bodoh gerutuku kesal pada dirisendiri, namun saat aku mengangkat wajahku dia sudah ada didepanku,

”kau yakin tak mau melihatku” ucapnya dan membuat aku seketika refleks menjawabny

”aku pasti melihatmu” ucapku dan berjalan mengikutinya,

”kau duluan saja aku mau mengambil sesuatu” ucapnya,

”iya” jawabku dan aku berjalan tanpa memalingkan wajah ke belakang, aku duduk di bangku nomer 3 diantara suporter timku,

”kau mendukung yang mana” ucap eno menggodaku, eno adalah ojek tumpanganku selain itu dia adalah anak dari tempat aku kost dia anak satu-satunya dan ayah dan ibunya sudah menganggapku anak dan dia menganggapku adik, heeeeheheh sekilas tentang eno.

”entahlah, aku sendiri bingung” ucapku yang membuat aku di sorai sama teman disekelilingku.

Bola pertama yang masuk ring adalah bola dari anak hukum dan yang memasukkan adalah irsal, senyumnya membuatku merasa tenang, bola kedua menyusul lagi-lagi irsal yang memasukkan, dia tersenyum lagi padaku namun entah mengapa teman-temanku menutupi pandanganku ke irsal sepertinya sengaja fikirku, dan benar saja tim kami menyusul dan menyusul dan akhirnya tim kami menang, eno memanggil irsal dan bersalaman dengan irsal,

”trik yg  bagus” ucap irsal pada eno dan eno tersenyum.

Ya allah betapa bodohnya aku

”uahhhh” ucapan itu keluar dari bibirku dan mengangkat kedua tanganku dan melihat sekelilingku, dan menganalisis tempat aku tertidur,

”cerobohnya kau, bahkan dalam keadaan duduk kau dapat tertidur dilapangan basket ini” suara itu seperti ku kenal dan jelas saja dia adalah irsal, oh tuhan bodohnya aku kenapa aku sebodoh itu dan melakukan hal yang memalukan,

”kau mau pulang atau tidak” menanyaiku,

”oh iya aku pulang bareng eno tapi dimana dia” jawabku sambil mencari sosok eno,

”dia sudah pergi katanya ada urusan, kalau kau tak mau pulang ya sudah aku duluan” ucapannya itu jelas saja membuat aku terperanjat dan mengejarnya.

”kau mau langsung pulang atau mau kemana gitu” dia bertanya dan aku hanya diam,

”oh iya sudah jam berapa” tanyanya lagi,

”15.30” jawabku,

”kau tak keberatan menemaniku mencari sesuatu di mall” tanyanya padaku,

”baiklah, ayo” jawabku yang sebenarnya menginginkan hal itu.

Setelah sampai di mall aku heran kenapa dia membawaku ke toko jam, ya allah apa dia mau membelikan jam padaku, tapi tunggu kenapa yang dia cari jam tanan pasangan, oh aku baru ingat waktu pertama melihatnya ada seorang wanita yang luput dari pandanganku yang menggandeng tangannya, mungkimn itu adalah kekasihnya,

”nad aku pilih yang kuning emas atau silver” tanyanya yang menghancurkan piiranku,

”yang kuning saja” ucapku asal,

”kalau kau mau yang mana” tanyanya lagi,

”yang silver, tapi bukankah jam ini mau kau kasikan pada kekasihmu” menjawab dan sedikit menyelidik,

”oh, silver” jawabnya sambil tersenyum,

”aku ke toilet dulu” ucapku dan meninggalkannya dan tak mau melihat apa warna yang diambilnya jelas saja pasti warna kuning emas itu karna kekasihnya kan putih sementara aku uhhhhhhh desahku.

Dan karna kejadian itu aku dan dia dekat dan semakin dekat, oh iya aku pernah melihatnya membawa buku note kecil kira-kira isinya apa ya fikirku sambil berjalan dilorong yang semakin biasa kulewati ya lorong jurusan hukum, aku melihat dia menulis di note kecil itu aku memandangnya dari kejauhan dan berlalu.



Tak terasa ternyata sudah 18 bulan tepatnya 1 1/5 tahun kami dekat dan semakin dekat, yang tak pernah bisa kulakukan sewaktu sma, tapi pagi ini kupandangi bias-bias wajahnya sepertinya dia sakit, tapi kenapa sepertinya dia memaksakan diri, pertanyaan itu menggebuku,

”apa yang kau tunggu lagi nad pergilah ke ruanganmu nanti kau telat dan dihukum, jangan takut aku tak akan kemana-mana, aku slalu ada disampingmu, pergilah sana” ucapnya sambil mendorong tubuhku dan seketika aku berlari dan meninggalkannya dan dia pun berlalu.



Sudah 2 minggu aku tak melihatnya dimana dia kenapa dia tidak masuk, kutanya pada temannya juga tidak ada yang tahuatau mereka pura-pura tak tahu, sebenarnya ada apa ini, aku termenung di depan kost saat itu cuaca masih saja mendung entahlah sudah 3 hari ini cuaca mendung dan hujan sama halnya dengan hatiku yang mendung karna tak melihatnya, terakhir aku memandangnya dia pucat dan kelihatan memaksakan diri. Eno datang menghampiriku membawa sebuah buku note kecil, kuselidiki note kecil itu dan aku menangkap sinyal, bukankah itu notenya irsal kenapa ada pada eno gerutuku, eno menghampiriku dan memberi note itu,

”bacalah dahulu, setelah kau selesai membacanya datangi aku” ucap eno sedikit lirih yang membuat aku semakin penasaran, perlahan ku buka buku itu dan mulai membacanya

”pagi ini hari begitu cerah dan aku melihat orang yang slama ini ku cari dia masih sama, sama bodohnya dan masih membuat tingkah memalukan, betapa bodohnya gadis itu, 2 tahun yang lalu dia juga seperti itu, dan aku sengaja menggodanya dengan memberi senyuman” aku tersenyum membacanya dan kulanjutkan lagi di halaman ke 2

”sudah seminggu ini kuperhatikan gadis itu lewat dari depan ruangan ku sepertinya dia mencariku, oh ya ampun masih begitu kuatkah pesonaku padanya sampai-sampai 1 minggu ni dia memperthaikanku, dan yang ku tau dia telat dan dihukum karna melihat diriku tersenyum oh ya ampun begitu kuatkah pesonaku, dan saat di kantin lagi-lagi aku memberi senyuman padanya” aku masih tersenyum membacanya kulanjutkan ke halaman ke 3

”sebulan ini dia masih sibuk memperhatikanku betapa bodohnya gadis itu dan aku hanya dapat memberinya senyuman saja, ya akhirnya jalanku untukmendekatinya ada, ya pertandingan basket antara jurusanku dan jurusannya,dia terjatuh dan aku menolongnya,  ”kau ini kenapa bisa seceroboh itu hah, bagaimana tadi kalau aku tidak dibelakangmu, sesekali hargailah hidupmu, dan jangan membuat kelakuan bodoh yang mempermalukanmu” ucapku padanya sebenarnya aku tidak mau sekasar itu tapi apa boleh buat untuk menutupi perasaanku, ”terima kasi batu kau penyelamatku” ucapku pada batu yang menyandungnya dan aku membawa batu itu berlari dan memasukkannya dalam tasku, hanya dengansenyumnya aku dapat memasukksan bola ke ring dan uhh memang si eno itu dia tau trik untuk mengalahkanku dan menutupi sumber kekuatanku, dia tertidur dan memandang itu membuat rasa cintaku semakin tumbuh dan tumbuh padanya, dan kami pergi membeli sesuatu dan untuk seseorang” aku tersenyum dan berkata dalam hati ternyata dia menyukaiku, kulanjutkan bacaanku ternyata sudah halaman ke 10

”maaf jika aku tak dapat menjadi selimut dikala malammu, maaf jika aku tak dapat memberi sejuta cahaya di hidupmu, maaf karna aku tak dapat bejalan beriringan denganmu, maaf dan maaf” aku berfikir kenapa semuanya jadi maaf aku lanjutkan membacanya,

”jika langit tak lagi bersahabat denganku,  jika matahari tak lagi memberi sinar di hariku, dan jika pelangi tak memberi warna dihatiku, ingatlah betapa aku sangat menyayangimu”

”jika kelak aku tak dapat menjadi matahari di siangmu dan tak dapat jadi bulan dimalammu ingatlah aku slalu ada di hatimu, jika semua orang menertawaimu karna kelakuanmu ingatlah aku slalu bangga padamu dan jika kelak aku tak di sampingmu jangan takut aku ada di setiap nafasmu”, bulu kudukku merinding membacanya seperti dia mau pergi saja gerutuku dan melanjutkan bacaanku,

”bukan aku yang menginginkannya tapi keadaan yang memaksanya, bukan pula aku ingin menghilang tapi memang sudah hampir waktunya” deg deg hatiku berpacu dan kulanjutkan lagi

”jika saja aku dapat menghindarinya aku akan mengindarinya, nadia aku sangat mencintaimu, lebih dari kau mencintaiku, maaf maaf itu lah yang dapat ku ucapkan” air mataku menetes dan menetes semakin deras cuaca yang tadinya mendung berubah jadi hujan, kulanjutkan bacaanku

”nadia ku yang paling aku cintai waktunya sudah hampir tiba dan maaf tak memberi tahumu, hari ini aku kekampus dengan keadaan pucat dan memaksakan diri untuk terlihat sehat di hadapanmu, ”apa yang kau tunggu lagi nad pergilah ke ruanganmu nanti kau telat dan dihukum, jangan takut aku tak akan kemana-mana, aku slalu ada disampingmu, pergilah sana” ucapku menyuruhmu pergi dan maaf karna tak dapat menepati janjiku untuk berada disampingmu karna waktunya sudah hampir tiba” airmataku semakin deras dan rintihan hujan pun akhirnya deras sambil berjalan ke kamar aku membacanya lagi

”nadia yang aku cintai ingatlah saat nafasku terhenti, ingatlah bukan duka yang ku tinggalkan dan yang kau resapi tapi ingatlah setiap detik yang kutinggalkan dan menjadi kenangan terindah kita” deg jantungku semakin tak karuan apa maksudnya nafasnya berhenti dan duka, kenangan isssssss kau ini gerutuku di tengah air mataku

”nadia sekarang waktunya telah tiba, nadia ku aku mencintaimu dulu sekarang dan selamanya, jika kelak kau menemukan penggantiku aku akan bahagia memandangmu dari kejauhan, nadia ku terima kasih teleah memenuhi hatiku yang kecil ini, terima kasih mewarnai hidupku, maaf tak menepati janji karna tak bisa di samping mu, sebenarnya sudah lama aku menderitanya, sebuah kanker ganas bersemayam di tubuhku, aku mengutuk diriku karna kanker itu hal ini harus ku ceritakan walau rasanya berat, dan perlahan dia mulai menguasai tubuhku, datanglah lihat aku bawalah eno bersamamu dia akan menunjukkan keberadaanku ada banyak hal yang ingin ku berikan padamu dan cepatlah aku menunggu kedatanganmu,” aku berlari meninggalkan buku itu dan belum membacanya sampai habis kutarik eno dan mengajaknya ditengah hujan lebat itu,

”bawa aku padanya, cepatlah dia menungguku” ucapku sambil tersedak karna menangis, ku pandangi eno dan dia hanya berkata

”besok kita kunjungi dia hari ini kau tidurlah lebih dahulu untuk mengumpul tenaga” ucapnya, aku berlari ke kamardan langsung tidur ingin segera waktu berputar namun aku tak bisa tidur kupaksa dan terus ku paksa, tenanglah irsalku aku pasti datang melihatmu, dan menemanimu ucapku lirih.

Saat aku terbangun sudah pukul 7 aku bersiap-siap karna ini hari minggu kami tak kuliah, tepat jam 9 kami berangkat, eno terus saja mengoceh dan sedikit pun takku dengarkan karna aku ingin cepat sampai, akhirnya kami sampai tapi kenapa ke sini dan siapa wanita dan pria yang baru turun dengan mobil mewah itu, sepertinya dia menghampiri kami,

”apakah kau nadia” tanya wanita yang turun dari mobil mewah itu,

”ya” jawabku, dia langsung menangis dan berkata

”apa kau telah membaca notenya irsal” tanyanya menyelidik,

”ya” jawabku lagi,

”kalau begitu ayolah ikut dengan kami” ucap wanita itu dan aku mengikutinya tapi kenapa kami ke pemakaman, ada apa sebenarnya ini, karna penasaran aku bertanya
”kita mau ke mana ini, aku ingin bertemu irsal”, iya nanti kau akan bertemu tapi ikut dulu sebentar dengan kami” jawap pria di samping wanit itu.

Kami berhenti di sebuah gundukan tanah sepertinya baru 3 hari yang lalu fikirku, ku baca nisannya oh tuhan apa-apaan ini disitu tertera IKBAL IRSAL BIN MUHAMMAD IKBAL telah berpulang ke rahmatullah hari jum’at tanggal  18-mei-2012 pukul  05:00, tak tau kenapa hatiku terhenyak dengan seketika tertawa

”lelucon apa yg kalian lakukan, sudahlah aku ingin cepat bertemu irsalku, dia sudah terlalu lama menungguku” ucapku pada merka,

”aku ibunya irsal aku lebih terpukul darimu, pahamilah dia sudah tidak ada” ucap wanita itu yang tak lain adalah ibunya irsal,

”tapi dia menungguku dia menyuruhku cepat datang ada banyak hal yang ingin ia cerikan padaku” ucapku dan air mata menetes di pipiku,

”kau sudah membacanya sampai habis tapi dari caramu sepertinya kau belum membacanya habis” timpal eno padaku.

”ini titipan irsal untukmu” kata ibunya irsal dan mereka berlalu pergi sementara aku menangis terisak isak di atas tanah itu, ada apa ini irsal, cobalah jawab aku, kau bilang ingin menungguku tapi kenapa kau meninggalkanku” keluhku berulang-ulang,

tak terasa sudah sore jam menunjukkan pukul 15:00 aku masih menangis dan hujan pun mengguyurku,

”sudahlah ayo kita pergi nanti kau sakit” ucap eno sambil menarikku,

”irsalku aku juga sangat mencintaimu” ucapku mencium nisannya dan berlalu pulang, sampai di kost ku buka, kotak yang di berikan orang tua irsal didalamnya ada batu bertulis penyelamat dan periku, ada juga jam tangan pasangan ku buka dan itu adalah jam yang ia tanyakan padaku ya warna silver warna yang aku bilang aku inginkan, aku menangis lalu ku ambil note yang belum ku baca ku lanjutkan membacanya,

”tapi tidak sebaiknya kau jangan datang karna itu akan membuatku sakit, tetaplah tersenyum dalam keadaan apa pun, oh iya aku menitipkan benda pada ibuku ambillah dan simpanlah satu hal lagi batu itu letakkanlah dia atas makamku nanti dan jam itu berilah pada suamimu ingat nadiaku hanya pada suamimu kelak”

”uh aku mulai bosan di sini nadiaku yang ku pandang itu-itu saja, tapi lebih baik begitu dari pada kau harus melihatku sensara, ingat tetap tersenyum dalam keadaan apapun, akhirnya waktunya tiba selamat tinggal nadia ku yang sangat ku cintai” kumenangis histeris di kamar kost, ku selidik tulisan terakhir kupandangi lama dan ya tulisan ”akhirnya waktunya tiba selamat tinggal nadia ku yang sangat ku cintai” ini tulisan eno, aku berlari menujunya dan menanyakan tentang tulisan itu,

”ya itu tulisanku dia yan menyuruhku menulisnya dia melarangku memberitahumu itu amanatnya padaku, dia mengatakan kasi buku itu sehari setelah ia di tanam, aku tak dapat berbuat apa-apa” ucapnya juga dengan tangisan.

Terakhir aku melihatnya dia pucat dan terlihat memaksakan diri, ya memang itu lah terakhir aku melihatnya, kenapa aku sebodoh itu dan kata terakhir yang kudengar dari bibirnya

”apa yang kau tunggu lagi nad pergilah ke ruanganmu nanti kau telat dan dihukum, jangan takut aku tak akan kemana-mana, aku slalu ada disampingmu, pergilah sana”

dan sentuhan terakhir itu saat dia mendorongku untuk meninggalkannya yang sedang kesakitan, ya itu terakhir kali semuanya bahkan aku tak melihat tubuhnya yang perlahan berubah jadi kaku aku hanya melihat gundukan tanah yang masih basah. Pesan terakhirnya ku laksanaka ku buat batu itu diatas makamnya oh iya jam aku belum bisa melupakanmu jadi jam ini belum ada orang yang memilikinya. Aku akan mengunjungimu setiap aku punya waktu dan akan memperkenalkan calonku jika aku mulai membuka hati, kucium nisannya dan terisak tangis

”AKU MECINTAIMU MY FIRST LOVE, DULU SEKARANG DAN SELAMANYA WALAU PUN KAU TAK DAPAT KUMILIKI”

”KAN KU INGAT SEMUA KENANGAN MU PADAKU”
@@tika handayani rambe@@